SECUIL CERITA SEORANG KOMANDAN, DIBALIK KEBERHASILAN BRIMOB GORONTALO SAAT SATGAS OPS. KONTIJENSI AMAN NUSAI 1 BKO PAPUA

Tribratanews.gorontalo.polri.go.id-Polda Gorontalo, Untuk kesekian kalinya Polda Gorontalo mengukir nama baik dijajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sebanyak 1 SSK Pasukan Brimob Polda Gorontalo telah kembali usai melaksanakan tugas pengamanan dengan sandi operasi “Aman Nusa I” yang tergabung dalam Satgas Nusantara Kontijensi di Papua.

Selama 5 bulan, mereka melaksanakan tugas negara didaerah cenderawasih tersebut. Suka maupun duka sudah menjadi teman hidup mereka. Betapa tidak, mau tidak mau, suka atau tidak suka, panggilan tugas haruslah dilaksanakan dengan meninggalkan segala kepentingan dan urusan keluarga menuju ujung timur Indonesia untuk menjaga kedaulatan negara.

Berkat doa, perjuangan serta kemampuan yang dimiliki, Brimob Polda Gorontalo berhasil menjalankan misi kemanusiaan dengan predikat terbaik. Misi berhasil, pasukan pun dapat kembali tanpa kurang satu apapun. Hal itu tak lepas dari kemampuan pasukan yang selalu disiplin dalam menjalankan tugas.
Dengan predikat terbaik yang diraih oleh Brimob Gorontalo, siapa sangka jika dibalik keberhasilan itu terdapat tangan dingin seorang Komandan Peleton yang mengawaki 1 SSK selama bertugas di daerah Papua.

Dialah AKP Andi Carol Gau, perwira lulusan SIPSUS tahun 2013 yang telah menyandang gelar sarjana hukum itulah yang dipercayakan oleh Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Dr. Akhmad Wiyagus, SIK,M.Si,MM melalui Kasat Brimob KBP. Muhammad Ridwan,SIK menjadi Komandan Satgas Nusantara Aman Nusa I di Papua. Meski bertugas didaerah konfilk bukanlah hal yang baru, namun bagi seorang Kapten yang saat ini menjabat Danki 1 Batalyon A Pelopor Sat. Brimobda Gorontalo itu, menjadi seorang komandan di daerah konfilk menjadi tantangan baru bagi Andi.

Bagaimana tidak, selain memikirkan keselamatan diri saat menjalankan tugas, bapak dari 3 anak tersebut juga harus memikirkan keselamatan 104 anak buahnya.

“Diawal melaksanakan tugas, kami mengalami sedikit hambatan karena faktor alam serta kultur masyarakat disana”.

Namun seiring berjalannya waktu putra kelahiran Marisa, Pohuwato 22 April 1977 itu mengatakan, semua kendala atau hambatan berbalik menjadi sahabat dalam keseharian saat menjalankan tugas. Hal itu tak lepas dari cara mereka malaksanakan tugas maupun berinteraksi dengan masyarakat sekitar yang selalu berpedoman pada SOP Operasi.

“Saat bertugas, kami selalu berkoordinasi dengan satuan TNI bahkan terkadang melaksanakan operasi gabungan”.

Andi mengakui menjadi seorang pasukan yang ditugaskan didaerah konflik, menjadi kebanggan tersendiri baginya. Pria yang telah mengenyam pendidikan Dasba Brimob sejak tahun 2000 tersebut baru dapat mengaplikasikan kemampuan Brimob saat bertugas di daerah konflik.

Dengan bekal salah satu kejuruan Dikbangspes Wanteror di tahun 2007 silam, dirinya dapat melaksanakan tugas dengan baik seperti bagaimana memberikan perlindungan keamanan kepada diri dan pasukannya dari berbgai ancaman saat melaksanakan tugas patroli tempur.

“Di beberapa tempat banyak sarana pendidikan, kesehatan bahkan lembaga pemerintahan yang sudah tidak berfungsi lagi akibat serangan kelompok kelompok separatis”.

Sehingganya lanjut Andi bercerita, meraka bak seorang Superman yang mau tidak mau, suka tidak suka di tuntut untuk mengamankan daerah konflik tersebut dan bagaimna caranya agar seluruh sektor Ipolesosbudhankam tetap berjalan.

“Selama kami bertugas, selain menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat disana, kami juga menjadi seorang guru bagi anak-anak dan pelajar, menjadi seorang dokter bagi masyarakat yang membutuhkan pengobatan, menjadi seorang ulama bagi masyarakat Papua yang muslim dan pendeta bagi masyarakat Papua yang nasrani”.

Alhamdulillah lanjut Andi, selama mereka bertugas disana hampir tidak pernah ada kontak senjata. Hal itu di sebabkan oleh begitu seringnya mereka melakukan pendekatan-pendekatan dengan masyarakat Papua dengan mengandalkan program sambang.

“Bahkan kepulangan kami saat tugas telah usai, dihantar oleh sebagian besar masyarakat Papua dengan airmata. Mereka merasakan keberadaan kami yang membawa kenyamanan bagi mereka saat melaksanakan aktivitas ditengah lumpuhnya pemerintahan akibat ulah dari kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab”. ucap Andi yang juga hobi berburu itu menutup perbincangan.

Penulis : D01751

Editor : Jenry

Publish : Karim

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x